Gak … aku nggak tanya kamu suka makan mie atau tidak. Apalagi nanya-nanya apa kamu tahu mie sagu? Karena itu pembuka yang sudah dipakai jutaan blogger di dunia. Fyi, mie dalam KBBI edisi V kata bakunya adalah mi. Tapi karena kita telanjur terbiasa menggunakan kata “mie” ya sudah, pakai mie saja.
Keunggulan Mie Sagu dari Mie Instan Biasa
Beda dengan mie instan lain, penggunaan bahan sagu pada mie ini membuatnya memiliki banyak keunggulan.
Pertama, dari 6,5 juta hektar lahan sagu di dunia, 5,5 jutanya ada di Indonesia. Bandingkan dengan gandum, yang harus diimpor dari luar. Jadi kamu yang cuma sarapan pisang goreng, yang pisangnya disalut tepung terigu, itu sudah makan barang impor! Iya, keren.
Tapi akan lebih keren lagi kalau kita bisa beralih ke pangan berbahan sagu. Dengan begitu, konsumsi gandum dan atau terigu bisa berkurang. Tak perlu impor, bahkan Indonesia yang ekspor sagu keluar negeri. Sudah sih, tapi kalau lebih banyak, kan jadi makin keren.
Masih banyak warga negara Indonesia yang butuh pekerjaan. Dengan ekspor, tak hanya menguntungkan para petani, tapi juga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Menguntungkan negara, sekaligus mengurangi beban negeri ini. Jauh lebih menguntungkan ketimbang impor, yang hanya menguntungkan segelintir pengusaha.
Jangan kira sagu hanya ada di wilayah timur Indonesia, Gengs. Hasil panen sagu di Provinsi Riau bahkan bisa diekspor ke Jepang, Singapura, dan Malaysia!
Kedua, sagu lebih aman di usus daripada gandum. Pada sagu ditemukan pati resisten yang tidak tercerna oleh usus. Secara fisiologis, pati ini berfungsi seperti serat makanan. Alhasil, pencernaan pun lancar!
Di Maluku, jumlah penderita diabetes jauh lebih kecil daripada daerah lainnya di Indonesia. Hal ini dipercaya karena kebiasaan masyarakat setempat yang mengonsumsi sagu secara rutin. Berbeda dengan gandum atau terigu, sagu tidak menyebabkan lonjakan kadar gula dalam darah. Itulah kenapa sagu sangat baik bagi tubuh.
Ketiga. Tak kalah simpel dengan mie instan, mie sagu juga mudah diolah untuk segera disantap. Syaratnya, kamu beli yang sudah dikemas. Bukan panen dulu ke ladang. Lah iya! Satu aja kelemahan mie sagu ini, produknya gak mudah di dapat di warung-warung. Kayaknya kudu ke supermarket.
Cara Memasak Mie Sagu
Kalau mie instan, tinggal rebus sebentar sambil dicemplung telur dan macam-macam sayur. Mie sagu bahkan cukup disiram air! Lebih gila lagi, tak harus air panas! Langsung makan? Silakan. Kalau kamu sedang puasa mutih.
Kalau mau sehat dan enak, kamu bisa praktikkan sekian banyak resep yang ada di belantara internet. Tapi untuk yang umum dan paling simpel, ringkasnya begini:
- Siapkan bumbu seperti bawang, cabai, dan apa saja yang biasa kamu pakai. Rendam mie sagu selagi kamu mengolah bumbu.
- Tumis bumbu yang sudah dirajang atau kamu blender. Masukkan telur, udang, atau apa saja yang ada di kulkas. Kamu bisa pikir sendiri, gak mungkin masukin yang gak sesuai tema.
- Susulkan mie sagu yang sudah direndam, siram kecap (untuk yang goreng) atau air kaldu (untuk mie kuah). Aduk-aduk, koreksi rasanya. Sudah!
Tak perlu difoto untuk pamer-pamer gak penting. Kecuali kalau masaknya banyak, kamu boleh bagikan foto sekaligus hasil praktik memasak mie sagu tadi. Jadi gak zalim kan, pamer doang nyicipin nggak!
No comments