Penyebab stroke secara umum sering kita jumpai infonya di belantara internet maupun tayangan TV dan Youtube. Tapi sering dilupakan, ya kan?
Faktor penyebab stroke, makanan penyebab stroke, pengobatan stroke, dll hanya tertinggal di catatan maupun file digital. Sampai semua keburu terjadi, baru kita ingat membukanya.
Setidaknya begitu yang terjadi dengan beberapa orang di sekitarku. Pantas salah seorang kawan nongkrongku sering banget mewanti-wanti, atur pola makan kalian!
Bolak-balik dokter cerewet itu menasihati kami, aku dan kawan-kawannya yang lain, yang rutin membeli gorengan dan pempek saat kumpul. Gimana ya, gorengan kan makanan merakyat. Murah meriah, mudah didapat, dan enak!
Di sini kita beri saja ia nama Kak Dokter. Karena aku memanggilnya Kakak, jelas faktor usia. Cerita Kak Dokter, ia punya nenek yang ia tahu pasti betapa Mama dan Om Tantenya begitu sayang pada ibu mereka.
Kalau tak salah ingat, aku juga pernah bertemu nenek ini dulu. Waktu masih bekerja sebagai guru komputer di sebuah tempat kursus. Zaman dulu banget, waktu aku belum nikah.
Macam-macam Penyakit Mental
Di masa tuanya, sang nenek terkena stroke. Lagi-lagi Kak Dokter menjadi saksi, bagaimana ibu yang begitu disayang anak-anaknya, oleh si anak sengaja diberi makan sedikit saja. Padahal anaknya tahu, makanan yang disajikan adalah makanan kesukaan sang ibu.
Tahu kenapa?
“Karena kalau Nenek makan banyak, pupnya pun banyak. Repot beresinnya.” Berkaca-kaca mata Kak Dokter waktu cerita.
“Makanya, jaga pola makan kalian. Mending kita meninggal sekalian daripada stroke. Anak-anak yang sayang orang tua pun bisa jadi durhaka karena kita jadi beban mereka,” begitu lanjutnya.
Ngeri juga aku waktu mendengar ceritanya. Tapi setelah Kak Dokter tak ada, kami makan gorengan lagi.
Tak kurang menyedihkan apa yang terjadi pada salah seorang keluarga dekatku. Usianya terbilang muda ketika stroke mengambil alih hidupnya.
Empat belas tahun terbaring di tempat tidur, yang akhirnya membuat sang suami menikah lagi. Istri mudanya dibawa ke dalam rumah mereka, ia melihat pasangan itu tanpa bisa berbuat apa-apa.
Anak sulungnya terpaksa mengasuh adik tiri, dan tidak bisa mencari ilmu dan pengalaman ke tempat yang lebih baik karena harus merawatnya. Padahal si sulung ini punya potensi luar biasa. Pandai bergaul, bahasa Inggris fasih, dan masih banyak lagi kelebihan yang tak bisa dimanfaatkan secara optimal terkendala keadaan ibu kandungnya.
Ketika akhirnya beliau wafat, kupikir itu akan jadi kelegaan yang luar biasa. Terkesan jahat ya, tapi semoga saja itu menjadi akhir penderitaannya. Mudah-mudahan 14 tahun yang dilalui menjelang ajalnya menjadi peluruh dosa-dosa beliau selama hidup. Aamiin.
Penyakit Karena Lingkungan Kotor
Dua kasus di atas hanya sebagian sangat sedikit dari sekian banyak kasus stroke yang ada di Indonesia, lebih-lebih di dunia.
Apa pun jenis stroke-nya, ringan atau berat, stroke sebelah kiri maupun kanan, di usia berapa pun, banyak yang harus dikorbankan.
FYI, tidak mudah mengurus pasien stroke. Kita harus punya kesabaran lebih untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan seseorang dengan salah satu anggota keluarga menderita stroke.
Kusarikan dari beberapa sumber, inilah yang harus dilakukan selama merawat pasien stroke:
1. Membersihkan diri dan ruangan pasien
Setiap hari pasien stroke harus dimandikan atau dilap tubuhnya pagi dan sore, jangan lupa untuk juga menyikat giginya.2. Memberi makan dengan menu sesuai
Sebagian pasien stroke hanya mampu mencerna makanan lembut bahkan cair. Pastikan kita memberi yang tepat dengan berkonsultasi terlebih dulu pada ahlinya.
3. Mengajaknya untuk mandiri dan percaya diri
Jangan sering meninggalkan mereka sendirian. Sesekali ajak mereka berkeliling menggunakan kursi roda atau bantuan lain. Lakukan dengan cara yang lembut dan sopan.
Ajak pasien ngobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatiannya, agar ybs tetap bersemangat. Kegiatan ini sering kulihat di rumah salah satu tetanggaku. Ia melakukan gerakan seperti menatah anak-anak pada istrinya.
Walau cuma tiga poin, tapi sudah terasa kan gimana repotnya mengurus orang stroke. Makanya, jangan sampai terjadi. Na’udzubillah.
Pelan-pelan ubah pola makan yuk! Demi menghindarkan diri dari stroke. Seperti kata Kak Dokter di atas. Biar kita gak ngerepotin orang-orang tersayang, sekarang atau kapan pun!
No comments