Belakangan heboh lagi masalah masker ya, Gengs! Kalau beberapa bulan lalu masker mendadak langka, kehebohan sekarang adalah soal masker scuba yang katanya tidak efektif menangkal corona.
Tapi sebelum membahas lebih jauh soal macam-macam masker, kamu tau gak sih cara mencuci masker kain yang benar?
Iyap. Ketika virus corona baru nongol di Wuhan, kita kira gak bakal sampai ke Indonesia. Nyatanya hari ini virus sadis itu berhasil memorakporandakan kehidupan kita.
Hari ketika Presiden mengumumkan kasus covid-19 pertama di Indonesia (waktu itu masih bernama 2019-nCoV), aku masih santai soal masker. Terpikir sih untuk beli, tapi nanti-nantilah.
Baca juga: Cara Agar Pakaian Awet Wanginya
Waktu bapaknya bocah pulang dari Jawa dan aku mau jemput ke bandara, baru deh heboh. Ternyata sesorean cari masker ke sana-sini, gak ada yang jual!
Rupanya sejak Indonesia masih (dikira) 0 kasus, masker memang sudah langka. Ada yang bilang diekspor ke luar negeri. Ada yang bilang ditimbun produsen, ada juga info kalau ada pihak-pihak tertentu yang beli dalam jumlah besar memang untuk dijual lagi dengan harga tinggi.
Syukurnya, banyak yang kemudian berinisiatif membuat masker sendiri. Jadi para penimbun pun nyaho! Bahkan ada yang ngaku-ngaku mau donasi, lalu minta bantuan dana untuk membeli masker yang ia timbun sendiri. Orang jahat mah idenya banyak!
Eh balik ke topik deh, jadi bagaimana cara mencuci masker kain?
Cara Mencuci Masker Kain Baru
Ketika baru saja membeli atau membuat masker kain, jangan langsung dipakai ya, Bos! Rendam dulu masker kain di dalam air panas, sesuai dengan toleransi kain yang dijadikan bahan masker.
Boleh direndam air panas, lalu dicuci menggunakan detergen atau sabun antibakteri. Bisa juga dicuci dulu dengan sabun antibakteri atau detergen, kemudian direbus.
Setelah direbus, maskernya jangan dimakan. Tapi bilas lagi menggunakan air mengalir dengan suhu ruang.
Detergen yang kusebut maksudnya ya sabun untuk mencuci pakaian. Sabun antibakteri, artinya sabun apa saja yang sekiranya wajar dipakai mencuci masker kain dan mengandung bahan antibakteri.
Apa saja bahan antibakteri itu? Gak usah repot-repot, produsen sabun sudah mencantumkan klaim di kemasan; “antibakteri”. Fokus kita sekarang ke cuci mencuci, jangan nambah-nambah kerjaan dulu!
Cara Mencuci Masker Kain Menurut WHO
Sebagai badan dunia yang mengurusi kesehatan, tentu banyak dari kita yang menjadikan rekomendasi WHO sebagai patokan dalam banyak hal terkait corona dan covid-19.
Sayangnya, untuk “cara mencuci masker kain”, tidak kutemukan sumber yang jelas-jelas menyebut inilah cara mencuci masker kain menurut WHO. Mending jujur kan, daripada aku nyesatin pembaca!
Kalau dicermati, sebenarnya WHO merekomendasikan masker kain lebih karena kemudahan mendapatkannya. Agar masker bedah (yang jelas lebih efektif, tapi jumlahnya terbatas) bisa dioptimalkan penggunaannya oleh tenaga medis.
Tapi dari sekian banyak sumber, yang diklaim merupakan saran para ahli, rekomendasi cara mencuci masker kain adalah sebagai berikut:
- Rendam masker dengan air panas dan detergen atau sabun antibakteri selama 5-10 menit.
- Kucek perlahan, bilas dengan air mengalir.
- Jemur di bawah sinar matahari. Jika hari mendung, keringkan dengan mesin pengering yang suhunya bisa diatur (pilih suhu tinggi).
Ada pula versi lain:
- Rebus masker selama 1 menit.
- Kucek masker selama 1 menit lagi bersama larutan klorin 0,1%.
- Bilas dengan air mengalir.
- Jemur di bawah sinar matahari atau keringkan dengan oven bersih pada suhu 70 derajat celsius.
Versi berikutnya:
- Rendam masker dengan detergen atau sabun antibakteri.
- Kucek pelan, bilas dengan air mengalir.
- Jemur, lalu setrika.
Aku gak beropini ya, hanya mengumpulkan informasi dari banyak sumber. Kamu pilih yang mana, semua terserah kenyamananmu saja.
Cara Mencuci Masker Kain Menurut Kemenkes
Lucunya, setelah cari-cari “cara mencuci masker kain menurut WHO” gak ketemu, kucari “cara mencuci masker kain menurut Kemenkes”, dapatlah poster di bawah ini.
Apa yang lucu? Ternyata rekomendasi WHO, tapi tertutup klaim Kemenkes. Gak sih, tepatnya barangkali bukan klaim. Tapi dasar Google-nya aja yang salah paham.
Namun dari versi mana pun, baik yang kubuatkan daftarnya di atas maupun dari gambar Kemenkes, kesimpulannya hal terpenting dalam mencuci masker kain adalah:
1. Rendam menggunakan sabun/detergen.
2. Mengucek tidak boleh terlalu keras, bisa menurunkan kemampuan kain menahan droplet.
3. Paparkan suhu panas pada masker. Bisa lewat proses perendaman, jemur, atau setrika.
Khusus urusan menjemur, aku punya pengalaman pribadi yang gak enak. Sebelum menjemur, pastikan tetangga atau kamu sendiri tidak sedang membakar sampah.
Sebab asap pembakaran akan sangat mudah menempel pada masker. Kebayang kan pakai masker yang “dihinggapi” partikel hasil pembakaran? Sudah bau, beracun lagi.
Selain itu, pastikan pula sisa detergen atau klorin (kalau kamu menggunakannya) sudah tersapu bersih. Bahan kimia pada keduanya tentu berbahaya jika terhirup setiap hari.
Jangan berpikir meniadakan penggunaan detergen/sabun untuk merendam atau mencuci masker, ya. Sudah virusnya gak hilang, maskermu dijamin berbau amis!
Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan Masker Kain
Keunggulan penggunaan masker kain dibanding masker bedah atau masker lainnya bukan hanya pada nilai ekonomisnya. Tapi juga penyelamatan lingkungan, yakni meminimalisir sampah masker.
Bukan berarti dengan mengenakan masker kain kamu tak perlu gonta-ganti masker, sebagaimana jika mengenakan masker bedah. Untuk satu orang, setidaknya dibutuhkan 3 masker kain untuk digunakan bergantian.
Bukan orangnya yang gantian, tapi maskernya diganti-ganti oleh orang yang sama. Maksimal penggunaan masker kain adalah 4 jam.
Jadi ketika yang satu dipakai, satu lagi sedang dicuci, sisanya disimpan. Segera cuci masker setelah digunakan. Jangan gunakan masker secara berulang-ulang sebelum dicuci. Bau juga kan!
Selain perkara jumlah, berikut hal lain yang perlu kamu perhatikan terkait penggunaan masker kain:
1. Dilapisi tisu.
Berdasarkan rekomendasi WHO, masker kain yang aman adalah yang terdiri dari 3 lapisan. Jadi upayakan membeli atau membuat masker yang memiliki ruang untuk kamu menyisipkan tisu di tengahnya.
Kain bagian luar, tisu, kain bagian dalam. Total tiga lapis.
2. Tidak sembarangan.
Kamu mungkin sesekali membuka masker, entah pengap atau karena alasan lain. Tapi please, jangan karena tak enak hati ya! Kalau sudah terinfeksi, tinggal menyesalnya.
Pastikan bagian dalam masker tetap aman, tidak justru mengarah keluar. Karena upayamu menutup mulut dan hidung akan sia-sia karena pada masa itu masker sudah terkontaminasi. Virus sudah menempel di bagian dalam masker, lalu masker tersebut kamu tempel kembali ke wajah. Ketawa corona!
Buka masker dari sisi atau talinya. Jangan menyentuh bagian depan, apalagi lapisan dalam. Karena tanganmu rawan virus dan bakteri.
3. Ganti masker.
Selain mengganti masker setelah 4 jam penggunaan, ganti pula maskermu yang sudah tidak layak pakai. Tak layak pakai bukan karena warnanya pudar, tapi ketika terjadi perubahan dari tekstur kain masker. Sebab perubahan tersebut menunjukkan berkurangnya kemampuan masker memblokir droplet.
Kita memakai masker untuk menghindari penularan virus, baik dari kita ke orang lain, atau dari orang lain ke kita. Artinya, kalau masker yang digunakan sudah “tak berdaya”, maka yang kita lakukan hanya kesia-siaan.
4. Tidak 100% aman.
Sebagus apa pun maskermu, tidak menjamin keamanan dari virus sampai 100%. Katun sebagai bahan terbaik untuk membuat masker kain hanya mampu menahan 90% partikel besar dan 24-29% partikel kecil.
Apalagi masker scuba dan buff yang hanya satu lapis, serta terbuat dari bahan nonkatun. Tau kan kalau dua jenis masker ini dilarang oleh pengelola fasilitas publik? Sebab efektivitas keduanya tidak lebih dari 5% saja.
Jadi apa yang paling aman? Gunakan masker, jaga jarak, tak usah keluar rumah jika tidak terlalu penting. Satu lagi, rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir!
Baca juga: Memperbaiki Mesin Cuci Tanpa Panggil Teknisi
Menggunakan masker dan segala upaya lainnya hanyalah ikhtiar kita sebagai manusia. Jangan lupa melengkapi ikhtiar dengan doa, bukan untuk diri sendiri tapi seluruh manusia di Bumi.
Semoga pandemi ini segera usai. Berharap tahun depan, kalau perlu bulan depan, artikel cara mencuci masker kain ini tidak diperlukan lagi. Karena kita sudah bebas dari covid. Dah, aminin aja!
Referensi: halodoc, kompas sains, kompas health, dan alodokter.
mbak, terima kasih infonya
ReplyDeleteselama ini semua aku cemplungkan ke mesin cuci
terus aku jemur dan diangin2
siapa aja yang mau pake tinggal ambil
duh ternyata salaaaahhhh.....huhuhu
Ternyata ada tipsnya tho
ReplyDeleteBaiklah
InsyaALLAH mau praktekin
semoga semua sehat ya
jujur aku ga setelaten itu mencuci masker kain. Selama ini dicuci aja kaya biasanya. Tapi bener jg sih harus ga kenceng2 nguceknya bisa cepat brodol
ReplyDeleteSaya pakai air panas malah mulur lho
ReplyDeleteKarena itu sekarang saya pakai air anget aja dan pakai sabun mandi
Sabun mandi kan juga anti baktrio
Aku belum pernah cuci masker sama air panas. Duh kelamaan, hahaha. Nyuci normal sih kaya nyuci baju. Tapi sering disendirikan. Habis pakai, kotor langsung kucek
ReplyDeleteKebanyakan sih sekarang pake masker sekali pake aja, selain sudah tersedia lagi harganya juga sudah normal lagi. Makasih banyak infonya mba
ReplyDeleteWah tipsnya lengkap banget mbak. Aku sudah praktekin yang rendam air panas, rasanya lebih manteb aja biar kuman/virusnya cepet ilang.
ReplyDeleteTerima kasih infonya, mbak. Kalau aku jujur nyuci masker kain kayak nyuci baju biasa aja. Langsung masukin mesin cuci. Hehe. Tapi memang sekarang masker itu sudah jadi kebutuhan bahkan kayak koleksi aja dicari melulu
ReplyDeleteWah baru tahu kalau harus di rendam air panas biasnaya habis dipakai langsung dicuci kucek di air mengalir..makasih infonya mbak
ReplyDelete