Hal apa yang paling bikin deg-degan waktu melamar kerja? Tentu saat wawancara. Selain penampilan, gestur, dsb, yang paling bikin gugup adalah jawaban wawancara kerja yang kita kasih. Kira-kira sesuai gak dengan yang diharapkan?
Katanya sih gak ada benar dan salah, tapi jadi bahan penilaian. Sama aja kan, ada plus minusnya!
Ada tips keren nih tentang pertanyaan yang sering ditanyakan saat interview, berserta jawabannya. Dari aku? Bukan dong. Aku kan gak punya pengalaman melamar kerja dengan kesuksesan yang wah.
Ditolak mungkin gak banyak juga, karena aku jarang melamar. Seringnya dilamar. Iyak, itu namanya gombal gambel. Sombong-sombongan doang.
Pernah ngelamar, pernah ditolak, pernah dilamar, pernah berantem terus berhenti, pernah nganggur. Ya sama aja sih kayak manusia-manusia Indonesia lainnya.
Tips yang akan kubagikan berikut ini kudapat dari artikel luar yang sumbernya bisa kamu lihat di bawah. Tapi saranku baca yang ini ajalah, gak usah sok-sok ngerti English. Sudah dibikin mudah juga!
Kadang kala pertanyaan saat interview itu memang tak terduga kan. Jadi kalau kamu mendapat panggilan kerja, memang sudah sepatutnya siapin modal banyak membaca.
Aku pernah diminta calon bos dulu untuk menggambar pohon di selembar kertas yang ia angsurkan. Kugambarlah pohon seadanya.
Ada batang, daun yang ala rambut kribo gitu, dan sedikit keliwiran akar di bawah. Dah gitu aja. Alhamdulillah aku diterima mengajar komputer di sana.
Padahal, bertahun kemudian ketika aku jadi admin di sebuah sekolah, seorang terapis yang bolak-balik ke kantor bilang, “Kalau dalam wawancara psikotes diminta menggambar, gambarlah yang detail. Itu menunjukkan kita melihat sesuatu sampai yang terkecil.”
Oh, aku langsung inget dong pengalaman masa lalu. Tapi aku kan diterima, walaupun yang kugambar adalah pohon seadanya.
Maka kusimpulkan. Pertama, bisa jadi bosku dulu juga gak ngerti ilmu psikologi. Gaya-gayaan aja ngetes anak orang. Kedua, dia ngerti dan memang mencari orang yang gak peduli hal kecil.
Nyatanya memang aku tak peduli waktu istrinya ke kantor dengan kondisi hidung merah, waktu dia teriak-teriak di ruangannya, atau ketika abangnya sibuk mendebat soal syubhat, bid’ah, dan lainnya. Yang penting gaji lancar.
Nyesel ya masuk sini, adminnya bacot. Mau ngasih tips ngalor ngidul dulu. Oke deh, kita ke inti artikel. Inilah pertanyaan wawancara kerja dan jawabannya.
Pertanyaan Menjebak Saat Wawancara Kerja
Untuk pembuka, barangkali yang ditanyakan adalah nama panggilan, pendidikan, dsb, yang hanya perlu kamu jawab apa adanya.
Tapi untuk pertanyaan-pertanyaan berikutnya, biasanya HRD atau calon atasanmu punya alasan tertentu di balik pertanyaannya. Beberapa contohnya seperti di bawah ini:
- Jelaskan tentang dirimu dalam satu kata!
- Apa kelemahanmu?
- Bagaimana orang lain mendeskripsikanmu?
- Kalau kamu adalah buah, kamu jadi apa?
- Kalau tiba-tiba tidak digaji, kamu tetap mau bekerja?
- Sebelum ditutup, apa kamu punya pertanyaan?
Jawaban Interview yang Tepat Secara Psikologis
Jelaskan Tentang Dirimu dalam Satu Kata!
Ketika diminta menjelaskan tentang dirimu dalam satu kata, maka jawablah sesuai jabatan yang sedang kamu lamar.
Kalau kamu sedang mengincar posisi yang itu mengepalai bagian lain, maka jawablah “pemimpin”. Kalau tidak ada posisi khusus, barangkali kamu bisa jawab “ekstrovert” jika itu sekiranya menguntungkan.
Tapi pikirkan jawaban itu selagi di rumah ya. Bukan di hadapan pewawancara, yang itu membuatmu terkesan berpikir lamban. Kalaupun ternyata tidak ditanyakan, gak ada ruginya juga kok!
Atau jika pekerjaan yang kamu lamar sepertinya membutuhkan orang yang punya fokus tinggi dan berada di belakang layar, ekstrovert pasti bukan tempatnya. Menjawab “introvert” pun hanya jika kamu memang seorang introvert.
Jangan menjawab yang tidak sesuai fakta. Alih-alih memenangkan psikis yang mewawancarai, kamu bisa dicap pembohong, dan tentunya ditolak bekerja di perusahaan tersebut. Ingat, yang menanyaimu bukan bocah!
Apa Kelemahanmu?
Pertanyaan ini bukan dari guru konseling yang memintamu untuk curhat. Tetap saja kamu harus menjawab jujur, tapi yang berkualitas.
Misalnya begini. Kamu mengakui bahwa English-mu kurang baik, makanya kamu ikut kursus bahasa Inggris di suatu tempat. Itu menunjukkan bahwa kamu mengenal dirimu dengan baik, dan mampu mengelola kelemahanmu.
Ingat, jangan curcol!
Bagaimana Orang Lain Mendeskripsikanmu?
Jangan coba-coba menjawab pertanyaan ini dengan menjelek-jelekkan orang lain yang tak suka padamu, atau menyombongkan diri bagaimana hebatnya kamu di mata orang lain.
Sebab semua itu bisa jadi hanya persepsimu. Bukannya dianggap hebat, justru pewawancara menganggap kamu lebay atau sombong, atau keduanya sekaligus.
Jawaban ideal yang diharapkan darimu adalah gambaran bahwa kamu orang yang bijak dan mawas diri. Jadi jawablah kalau kamu yakin teman-temanmu menghargai kelebihanmu, seperti … (sebutkan minatmu!)
Dan sampaikan juga bahwa kamu siap membantu teman-temanmu jika mereka kesulitan mengerjakan sesuatu yang kamu lebih menguasai (terkait minat tadi).
Jadi kamu dapat poin plus; punya kelebihan dan bisa membantu orang lain dengan kelebihanmu. Unggul tanpa perlu sombong.
Kalau Kamu Adalah Buah, Kamu Jadi Apa?
Apa pun jawabanmu, sebenarnya fokus penanya adalah kecepatanmu menjawab. Jadi akting dikit deh! Pura-pura mikir sebentar, lalu beri jawaban.
Jangan terlalu refleks, ketauan dong kamu sudah dapat ilmunya. Kalau sudah begitu, poin ini bisa dianggap hangus. Sayang banget kan!
Nilai lebihnya jika kamu menjawab buah yang tidak umum. Tapi pastikan kamu juga bisa menjawab pertanyaan berikutnya. Ketebak kan?
Yup, tentunya pewawancara akan tanya lagi. Kenapa kamu jawab buah itu?
Kalau Tiba-tiba Tidak Digaji, Kamu Tetap Mau Bekerja?
Kamu tidak sedang mengerjakan soal PKn, jadi jangan beri jawaban normatif. Dedikasi memang penting, tapi realistislah agar tetap waras.
Maka berilah jawaban yang menunjukkan bahwa kamu profesional dan menghargai profesionalisme. Bukan menjawab “Nggak, dong!” Melainkan “Tidak juga.” Agar lebih diplomatis.
Jangan diperpanjang jika tidak ada pertanyaan lanjutan. Ingat pepatah “diam itu emas”. Biasanya banyak ngomong autobanyaksalah.
Sebelum Ditutup, Apa Kamu Punya Pertanyaan?
Ingat baik-baik, jangan tanyakan hal yang sudah ada di informasi lowongan kerja. Sebab itu hanya membuka aib bahwa kita mudah lupa atau tidak membaca dengan baik.
Pertanyaan terbaik adalah, kenapa karyawan sebelumnya berhenti? Jawaban dari pewawancara bisa menjadi pelajaran buatmu. Jangan lakukan kesalahan yang sama (kalau dia diberhentikan).
Kalau ini merupakan pertanyaan jebakan, yang menginterview akan mendapatimu sebagai orang yang pandai menganalisis. Tapi kalau kamu ragu, khawatir dianggap kepo, sebaiknya katakan cukup.
Baca juga: 10 Trik Psikologis Sehari-hari
Keenam contoh pertanyaan saat wawancara kerja di atas tak hanya berguna untuk kamu yang akan interview. Kamu yang sedang cari karyawan juga bisa menggunakannya.
Jawaban wawancara kerja dari calon karyawanmu bisa menunjukkan padamu lebih awal, seperti apa karakter mereka.
Baca juga: 12 Bahasa Tubuh Orang Berbohong
No comments