Gak terasa, setelah beralih dari UC, ternyata aku sudah setahun di Kompasiana. Aslinya sih dari 2011, tapi 9 tahun lalu itu seperti orang merayau gaje. Sekadar bikin akun, gak tau cara menulis di Kompasiana.
Bukan gak tau blas gimana posting dsb, tapi gak ngerti cara mainnya. Apa manfaatnya, etika, dll. Bahkan waktu masukin link profil, amit-amit banget yang kuisi. Dahlah, pokoknya gitu.
Setelah aktif sejak Oktober tahun lalu, sedikit banyak adalah pengalaman yang bisa kubagikan ke pembaca iluvtari. Kamu harus simak, biar gak sia-sia aku ngetik pagi-pagi!
Cara Membuat Akun Kompasiana
Sebelum memposting tulisan, tentunya harus punya akun di Kompasiana. Informasi macam apa ini! Ya iyalah. Nah sebelum membuat akun, siapkan dulu KTP, NPWP, dan … kopi, biar fokus!
Kemudian buka kompasiana.com, pilih “daftar” di kanan atas. Nantinya kamu akan dibawa ke laman KG Media, silakan isi data yang diminta.
Untuk KTP dan NPWP yang kusebutkan tadi, keduanya akan dibutuhkan saat mengisi data setelah login. Data yang dimaksud adalah Data Validasi, bukan sekadar pelengkap profil. Kalau kamu sudah melengkapi Data Validasi, akan muncul centang hijau di sebelah namamu.
Untuk posting tulisan, Kompasiana terbilang sebagai platform yang mudah dibanding Kaskus, IDN, dsb. Atau karena aku yang sudah terbiasa? Di Kaskus juga lama-lama terasa mudah kok, padahal dulu rada ribet juga.
Setelah login, klik “Mulai Nulis” di bagian kanan atas. Lalu pilih kategori, ketik judul, isi artikel, dan label. Kamu juga bisa menjadwal kapan tulisan ditayangkan, tidak harus tepat setelah artikel selesai diketik.
Cara menulis di Kompasiana yang nyaman menurutku, ketik artikel di Word lebih dulu, baru kemudian disalin-tempel ke dashboard Kompasiana. Untuk menghindari error, baik faktor platform, jaringan, maupun user.
Centang dan Level Kompasianer
Di Kompasiana, ada poin yang penjumlahannya menjadi dasar pelevelan kompasianer. Yang terendah adalah Debutan, yang tertinggi Maestro. Poin didapat dari jumlah postingan, rating, pageview, dll.
Centang Hijau
Akun dengan centang hijau adalah kompasianer yang telah melengkapi Data Validasi dan beberapa ketentuan lain. Ketentuan lain itu aku gak ingat apa saja, tapi sepertinya cuma hal standar sebagaimana ketika kita bikin akun di platform lain.
Centang Biru
Setelah centang hijau, nantinya kompasianer bisa mendapat centang biru setelah memenuhi syarat tertentu. Menurut salah seorang senior di Kompasiana, dulunya untuk menjadi kompasianer centang biru, pemilik akun harus sudah “berpangkat” Penjelajah.
Tapi sekarang aturannya berubah. Centang biru diberikan kepada kompasianer yang rutin menulis di satu atau dua kategori (fokus dan concern di situ), atau kepada kompasianer yang mendapat rekomendasi dari kompasianer lain.
Menurut salah seorang admin Kompasiana pada saat webinar, setiap bulan mereka mengadakan rapat untuk memilih, akun mana yang pantas mendapat centang biru. Apa saja pertimbangannya? Yang bisa kuingat adalah keahlian di bidang tertentu yang ia tulis, konsistensi, dan tulisannya pernah mendapat label Artikel Utama atau Headline.
Akun Tanpa Centang
Ada juga kompasianer yang di sebelah namanya tidak terdapat centang apa pun, hijau maupun biru. Kalau dari kriteria di atas, bisa disimpulkan ya Gengs, akun tanpa centang berarti mereka yang datang ke Kompasiana sekadar mendaftar.
Meski memposting tulisan, tapi akun tanpa centang tidak melengkapi data apa pun. Mungkin disebut kompasianer pun bukan. Sebab dari caranya, kayak gak niat gitu!
Honor Menulis di Kompasiana
Apakah menulis di Kompasiana dibayar? Ya kali aku mau nulis hampir tiap hari tanpa bayaran, wkwk! Nulis sekadar menyalurkan hobi, menenangkan pikiran, gak butuh timbal balik, …. Aku gak seidealis itu.
Kamu kira Kompasiana juga nerima tulisan orang, sekadar buat pajangan? Jangan kelewat lugulah. Jadi, antara kompasianer dengan admin dan aneka tim di sana, ada simbiosis mutualisme beraroma cuan. Itu normal dan sangat wajar.
Apakah semua kompasianer dapat duit dari tulisannya? Sayangnya nggak. Bisa bangkrut grup Kompas kalau semua yang daftar dikasih duit. Sistemnya mirip dengan platform lain, fee dihitung berdasarkan views.
Di Kompasiana, program royalty ini disebut K-Reward. Kompasianer akan mendapat kiriman pulsa GoPay setiap bulan jika memenuhi syarat berikut:
- Akunmu minimal sudah centang hijau.
- Artikel yang dihitung views-nya adalah artikel dengan label Pilihan.
- Artikel Pilihan minimal mendapat 1500 views.
Selain dari views, ada juga program bawaan Kompasiana yang namanya Narativ. Ini kayak content placement yang biasa didapat para blogger. Cuma nulisnya di Kompasiana, sesuai permintaan klien.
Tips Menulis di Kompasiana
Kalau sekadar cara menulis di Kompasiana, aku pede bikinnya. Tapi tips menulis di Kompasiana, aku mungkin kurang pantes ngisi yang bagian ini.
Karena setahun itu belum ada apa-apanya kalau di dunia kepenulisan. Syukurnya aku sudah centang biru dengan level Penjelajah. Bagiku itu sudah tergolong mewah. Jadi izinkan aku bagi info ke pembaca, ya!
Agar cepat mendapat centang biru
Sama seperti platform lainnya, akun dengan centang biru adalah akun yang mendapat prioritas. Jika akunmu sudah centang biru, peluang artikel mendapat label Pilihan jadi lebih mudah.
Kompasianer dengan centang hijau akan mendapat label Pilihan beberapa menit setelah artikelnya diposting. Jika setelah lewat 10 menit label pilihan tak kunjung muncul, artinya artikelmu tidak lolos review, sehingga tidak dihitung untuk mendapatkan K-Reward.
Beda dengan centang hijau, artikel dari akun centang biru otomatis berlabel Pilihan. Kecuali jika informasi yang ditulis dianggap tidak valid, artikel pernah muat di situs lain, dan alasan lain yang kadang hanya diketahui admin, label Pilihan yang menempel di kiri atas artikel bisa hilang.
Kalau kamu pengin cepat dapat centang biru, rutinlah menulis dan fokus pada satu atau dua kategori saja. Jangan lupa mampir ke artikel lain, vote dan beri komentar yang relevan.
Kalau kamu seorang guru, misalnya, jangan ragu menuliskan pekerjaanmu pada profil. Lalu menulislah dengan topik pendidikan. Itu akan membuatmu mendapat centang biru lebih mudah. Meski tidak ada larangan jika kamu menulis di luar topik tsb.
Agar tulisanmu mendapat banyak views
Untuk mendulang banyak views, salah satu cara yang pernah disampaikan admin adalah dengan melihat trend hari itu. Bisa dari trending Twitter, trend Google, dll.
Apalagi aktualitas artikel adalah salah satu pendukung artikel tertentu agar naik menjadi Artikel Utama. Ketika artikelmu jadi headline, besar kemungkinannya menjangkau lebih banyak pembaca.
Masih menurut admin, gunakan kata kunci yang dicari banyak orang. Sebab pembaca Kompasiana bukan hanya para kompasianer, tapi juga dari berbagai kalangan yang melakukan pencarian di Google.
Kalau dariku pribadi, untuk dapat views yang lumayan ya mainin judul (boleh clickbait asal masih relevan), share ke medsos dan WAG (yang sesuai, jangan nyepam), dan blogwalking ke artikel kompasianer lain.
Berburu cuan di Kompasiana
Kalau kamu serius ke Kompasiana benar-benar untuk cari duit, aku punya saran yang bisa kamu praktikkan. Jangan lupa kabari kalau sudah kaya!
Setiap bulan, kompasianer yang mendapat K-Reward hingga jutaan biasanya adalah akun penulis politik. Jelas ya, pembacanya banyak. Tapi kelemahannya, akun politik biasanya hanya centang hijau. Admin Kompasiana tidak mau mengambil risiko jika opini kompasianer berseberangan dengan opini publik.
Di Kompasiana selalu ada bonus views. Misalnya saat ini, artikel yang membahas tema tertentu sesuai dengan Topik Pilihan, akan digandakan jumlah viewsnya. Ketentuan ini bisa berubah di bulan berikutnya. Kadang penggandaan berlaku untuk Artikel Utama.
Selain views, kamu juga bisa mendapatkan saldo GoPay dengan mengikuti webinar yang diadakan Kompasiana bekerja sama dengan lembaga pemerintah atau brand tertentu. Lumayan cuma duduk, entah nyambung entah nggak, dapat 150k. Gak semua webinar sih ada duitnya, jadi cek dulu.
Masih ada lagi. Kompasiana rajin mengadakan kompetisi menulis. Akun politik nyaris gak pernah ikutan, jadi peluangmu lebih besar. Aku juga jarang ikut. Karena? Bosen kalah.
Manfaat Lain Menulis di Kompasiana
Kita sepakat bahwa duit itu penting. Entah kapan tanda tangannya. Tapi hidup gak melulu soal duit kan? Walau gak punya duit bakal jadi soal. Kalaupun Kompasiana belum membuatku jadi jutawan, seperti UC dulu, tapi ada banyak faedah dari menulis di platform ini.
Saling memberi rating dan komentar positif |
Kompasianer relatif lebih santun.
Dibanding kreator dan pembaca UC yang barbar, atau Kaskus yang lubang filternya gede, Kompasiana tergolong aman untuk penulis berhati lembut seperti aku. Gpp kalau gak percaya, aku aja nggak yakin pas ngetik ini.
Jadi bergaul dengan kompasianer akan membuatmu semangat untuk terus menulis, tanpa merasakan sedikit pun persaingan seperti di platform lain.
Menanam backlink.
Blog ini langsung lompat DA-nya, ketika link salah satu artikel kutanam di tulisanku yang jadi headline. Terlepas entah settingan sana dofollow atau nofollow, aku gak paham.
Meningkatkan traffic.
Setelah dapat centang biru, setiap posting artikel, kusisip “Baca Juga:” berisi artikel blog ini. Meski gak meledak-meledak amat, tapi cara ini terbukti ampuh menambah pengunjung iluvtari.
Selain itu, artikel iluvtari berikutnya jadi lebih cepat terindeks. Padahal Google mematikan fitur minta pengindeksan manual. Sepertinya Google jadi lebih mengenal iluvtari berkat dukungan Kompasiana.
Soal titip link artikel blog pribadi, aku sudah minta izin admin via chat WA. Diizinkan selama artikel relevan dan tidak mempromosikan produk apa pun. Kalau promo, selain artikelnya dihapus, bisa-bisa akun juga dibanned.
Minimalisir syahwat gibah.
Oot ya? gak juga. Karena aku seringnya nulis kategori sosbud/humaniora, yang itu berurusan dengan kehidupan sehari-hari dan rawan gibah. Daripada kubahas gamblang dengan sesama manusia, mending obrolin pakai inisial dengan laptop kan?
Meski akhirnya dibaca manusia, biarlah mereka ambil hikmahnya. Mudah-mudahan bermanfaat. Jadi dari cara menulis di Kompasiana yang sudah kuulas panjang lebar, apa yang bisa kamu simpulkan?
Update: Februari 2022
Kompasiana memperbarui kebijakan mereka terkait K-Reward.
- Semua artikel dihitung, tidak hanya yang berlabel Pilihan.
- Minimal unique views (bukan page views lagi) adalah 3000 dalam satu bulan.
- Ditambah aturan sepanjang "karier di Kompasiana", antara lain:
- Akun tervalidasi.
- Telah menayangkan minimal 50 konten.
- Minimal mendapatkan 100 komentar.
- Minimal mendapat 25.000 views.
Update lagi 10 Mei 2024
Aku udah lama gak nulis di Kompasiana, padahal niatnya mau fokus bikin cerpen dan cerber di sana. Apa daya banyak proyek lain yang lebih cuan, hais, jadi aku berpihak pada yang kaya. Teman-teman silakan langsung ke Kompasiana (bisa lewat sini). Begitu daftar, di dasbor langsung terlihat gimana cara kerjanya. Terima kasih!
Aku udah lama punya akun Kompasiana dan udah ngelengkapin juga tapi masih agak bingung dengan sistem yang ada disini. Soalnya aku nulis untuk media lainnya sih hahaha.
ReplyDeleteKalau misal artikel blog kita angkat lagi jadi tulisan di Kompasiana itu boleh ga ya Mba? Apakah Mba tau? Soalnya kalo yang biasa aku tulis itu boleh asalkan ada link jelas dikasih ke editor jadi bisa di cek. Nah, kalo Kompasiana ini agak bingung soal itu sih hmmm 🤔
bakal gak dapet label Pilihan kalo kek gitu. sama dg kaskus, naik sih naik, tp gak lolos review. syg wkt menurutku
DeleteMenarik sekali mbak Lestari :)
ReplyDeleteAku pengen juga mulai menulis untuk website-website untuk nambah cuan.. tapi kadang ngga sempat karena kerja hufft.. oiya mbak mau nanya berapa lama sih dari awal menulis di kompasiana sampai bisa menghasilkan? Terima kasih mbak info-nya <3
aku dulu gak sengaja pas nulis ttg pendukung jkw vs prabowo gitu, artikelnya meledak dan langsung dpt kiriman gopay. jd nagih deh, hehe
DeleteAku hanya punya akun di sana tapi ngga aktif, pernah daftar lomba kayaknya..ternyata menarik dan seru juga ya nulis di sana...banyak lomba nulis dan reward...
ReplyDeleteMbaa makasih banget sharingnya... saya jadi tau ttg akun kompasiana.com
ReplyDeleteBisa jadi platform untuk rutin menulis sampai berburu cuan ^_^
Jujur udah lama punya akun Kompasiana, tapi nggak pernah serius nulis di sana kalau nggak ada tugas atau suatu alasan, baru tahu malah ada centang-centangan gitu. Aku otw cek akun Kompasiana, deh, lumayan bisa nambah cuan
ReplyDeleteWah Mbk Tari produktif nih nulis di Kompasiana. Terima kasih infonya Mbak. Semoga aku bisa mengamalkan ilmu2 di atas juga.
ReplyDeleteKompasiana.com platform yang bisa dimanfaatkan untuk bisa rutin menulis.
ReplyDeletevalidasi pake KTP. Itu data kita aman nggak ya ??
ReplyDeleteInsyaallah aman. Mungkin biar kitanya hati2 kalo menyampaikan pendapat, sebab data kita ada di mereka. Tapi Kompasiana kan bukan platform kaleng2
DeleteHallo mbak Iluv, agak membantu tentang apa dan bagaimana Kompasiana. Kalau aku sih gak munafik ya, kalau mau dikategorikan hibryda. Tetapi sebenarnya aku spesialis cerita- cerpen atau novel. Novel penjajakan ku ada di apk NovelMe judulnya Rara dan Kucing Hantu. Mau tanya gimana kalau kita memuat novel bab perbab setiap masuk ke ruang artikel Kompasiana? Jadi isinya cuma novel saja. Trims dan salam kenal dari seorang lansia.
ReplyDeletebisa aja, nanti di kategori pilih "fiksiana". saranku posting kurang dr 1000 kata, sebab kompasiana per halamannya cuma muat sedikit kata. kalau terlalu byk jd banyak hlm, sementara kompasiana itu iklannya gila2an. khawatirnya pembaca males buka byk hlm krn kealingan iklan
DeleteTerima kasih infonya Mbak Tari, sangat bermanfaat buat saya yang mau menulis di kompasiana. Mbak, saya lebih sering nulis cerpen. Nah kalau cerpennya pernah saya posting di Medsos lain, cth FB trus saya posting ulang di Kompasiana apa bisa ya?
ReplyDeletebisa aja, tapi nanti oleh admin gak dikasih label "pilihan", artinya gak bakal dihitung uv yg masuk. tetap muncul tapi gak monetisasi
DeleteMbak caranya masukin nomor gopay di pengaturan profil gimana ya? Aku ngikutin cara dari Kompasiana tapi di pengaturan ku ga ada sub menu dan edit
ReplyDeletedi Pengaturan-Data Validasi.
Deletekalo gak bisa juga bisa hubungi adminnya, ada nomor WA di sana. bahkan sekarang ada grup segala. klo masih gak bs, kirim email ke iluvtari2019@gmail.com, insyaallah kubantu
Relevan.berimbang dan energik
ReplyDeleteTertarik sih nulis di Kompasiana, tapi min kalo ngak ada centang apakah mudah mendapatkan centang hijau di Kompasiana? Terimakasih sebelumnya
ReplyDeleteGampang kok, cuma verifikasi data aja. Kalo centang biru baru agak lama, tergantung byk faktor
DeleteKak kalo ga punya NPWP gimana? Bisakah daftar? Atau harus pakai NPWP ?
Deleteseingatku gak perlu npwp, cuma nomor gopay
DeleteHallo ka, aku izin bertanya ya. Aku baru bikin akun kompasiana dan ingin menuliskan artikel tapi ketika sudah klik ^Mulai Menulis^ Malah masuk nya ke profil melulu, Itu kenapa ya? Apakah setelah bikin akun ada verifikasi dulu dari pihak kompasiana?
ReplyDeletenggak kok, langsung nulis aja. coba direfresh. klo gak bs juga, kirim email aja, insyaallah kubantu pke pic
DeleteTerima kasih info nya, saya jadi semangat lagi nulis setelah sekian lama ga aktif, menginspirasi nih Mba.
ReplyDeleteUntuk minimal kata dalam artikel berapa kata ya kak? trima kasih
ReplyDelete70 kata (puisi dan pengantar video), artikel lain sekira 150 kata, yg penting jgn terlalu pendek dan terkesan asal nulis
DeleteSedang berjuang Menggapai Centang Biru - setelah sekian lama tak pernah aktif menulis di kompasiana ...
ReplyDeletesekarang ada program baru lagi tuh, aku barusan daftar, tapi blm nyicip cuannya
Deletesangat bermanfaat infonya.tks
ReplyDelete