Gengs, ini bukan membahas tentang cara menjadi orang tua yang baik, ya! Tau diri ah yang nulis. Kalau dibilang ciri-ciri orang tua yang baik, bisa dibilang sudah mendekati.
Walaupun kamu belum jadi orang tua, ilmu semacam ini penting banget loh. Bahkan kalaupun sudah sering ikut kegiatan parenting dan banyak baca buku tentang pengasuhan, ilmunya gak akan sia-sia walau terus diulang.
Sebab sebagai manusia, kita rentan lupa. Padahal memahami kehidupan sebagai orang tua adalah bekal penting sebelum kita menikah, bahkan hingga cucu kita punya anak. Kalau masih ada umur sih.
Oke, berapa pun umurmu, punya anak atau punya cucu, mari kita belajar menjadi orang tua yang baik. Baik secara ideal, bukan menurut anak saja (karena mereka belum paham), apalagi menurut kita sendiri (itu namanya klaim!)
Dan inilah enam tanda bahwa kamu sudah menjadi orang tua yang baik, kalau kamu menerapkannya (poin-poin utama diambil dari Brightside).
1. Membiasakan komunikasi dua arah
Seringnya kan kita ngomong sambil lalu, mewarisi kebiasaan ortu jadul yang ngomong dengan anak sambil baca koran. Itu sih di TV!
Kalau kamu terbiasa ngajak anak ngobrol dengan memandang mata mereka, artinya kamu sudah punya modal untuk disebut orang tua yang baik. Sebab dengan menatap mata, anak merasa disimak. Respons mereka dinanti, bukan cuma disuruh mendengarkan.
2. Mau meminta maaf
Sst, jangan sampaikan ini ke orang tuamu ya! Sebab ortu jadul biasanya enggan meminta maaf pada anak-anak mereka. Kitanya nggak dong! Ortu kekinian harus lebih baik dari generasi lampau.
Meminta maaf tidak akan menjatuhkan harga diri sebagai orang tua, justru sebaliknya, kita sudah memberi contoh yang baik. Anak-anak pun tak akan sungkan meminta maaf saat mereka berbuat salah, karena melihat teladan dari orang tua.
Ingat tiga kata sakti? Tolong, maaf, dan terima kasih. Membiasakan ketiganya membuat orang punya persepsi baik terhadap kita. Jika di mata orang lain kita merasa perlu untuk baik, masa sih di mata anak sendiri nggak.
3. Mendukung potensi anak
Seorang dokter biasanya pengin punya anak yang kelak jadi dokter juga. Polisi berharap anaknya jadi polisi, guru mau anaknya jadi guru (masih? Kabarnya guru sekarang gak bakal jadi PNS). Tapi tau kan, kalau setiap manusia itu unik.
Gak selalu anak harus jadi kayak mak bapaknya. Mereka punya minat bakat sendiri, yang bisa sama, mirip, atau beda jauh dengan orang tuanya. Ortu yang baik adalah ortu yang selalu mendukung potensi anak, meski berbeda dengan mereka. Potensi positif tentunya.
Kalaupun dianggap kurang positif, sebagai orang tua, hal yang gak boleh dilupakan adalah mendoakan mereka. Doakan saja yang baik-baik, Allah paling tau kok yang baik untuk anak-anak, walau nampaknya gak bagus di mata orang tua.
4. Punya jadwal teratur
Pola asuh orang tua yang baik sangat memengaruhi karakter anak, bahkan hingga mereka dewasa. Jujur, ini yang paling berat. Dan aku sendiri belum lolos kriteria orang tua baik, menurut enam ciri yang ada di artikel ini. Namanya juga masih belajar kan!
Fyi, jadwal yang teratur di rumah ternyata sangat berpengaruh baik untuk kedisplinan anak. Terutama waktu makan yang sebaiknya terjadwal rutin dan dilakukan bersama. Makan sambil ngobrol boleh kok, alih-alih pegang HP!
Tau nggak kenapa ada penyakit yang tidak menular, tapi menurun dari orang tua ke anak? Ternyata itu disebabkan pola asuh, pola makan, pola pikir, dst dalam keluarga, yang berujung pada gaya hidup.
5. Menjadi sekolah pertama
“Ibu adalah sekolah pertama”, kalimat ini populer di mana-mana dengan bahasa Arabnya, sampai-sampai dikira hadits. Tau kan, sebelum dimasukkan ke rahim ibu, kita adalah bagian dari ayah?
Jadi menurutku sih lebih tepat kalau dikatakan orang tua adalah sekolah pertama. Anggaplah bapaknya kepsek, emaknya walkes. Kamu tukang bersih-bersih sekolah. Hiah!
Maksudnya, orang tua adalah sumber ilmu pertama. Entah itu ayah atau ibu, kan anaknya milik bersama. Contoh konkretnya, di masa pandemi ini seharusnya orang tua nggak keberatan jadi guru di rumah. Biarlah repot, yang penting anak sehat, dan bonding kita kian rekat.
6. Paham kapan waktunya hadir
Kasihan anak pertama, mereka sering jadi korban ortu yang baru belajar. Biasanya anak sulung adalah yang pertama merasakan orang tua overprotective, atau malah orang tua gak pedulian.
Biarlah itu jadi kesalahan ortu jadul atau ortu di rumah tetangga, kitanya jangan. Jadilah kaum tengah-tengah yang nggak lebay ke sana maupun ke sini. Kita paham kapan waktunya mendukung anak, kapan mengawasi, kapan membebaskan.
Ingat konsep pengasuhan anak yang diajarkan Ali bin Abi Thalib:
- 0-7 tahun anak adalah raja.
- 8-14 tahun anak adalah tawanan.
- 15-21 tahun, anak merupakan sahabat orang tua.
Setelah lewat usia itu? Anak yang sudah bisa punya anak kali ya! Alias calon orang tua yang baik, karena mereka sudah dibesarkan oleh orang tua yang baik juga.
Nah, dari enam tanda di atas, kamunya termasuk nggak? Aku sih kayaknya belum. Tapi sampai kapan pun nggak ada kata terlambat untuk belajar menjadi orang tua yang baik. Kecuali kalau umurnya memang sudah habis. Jadi, lakukan sebelum itu terjadi yuk!
Berat juga ya kayaknya mbak, semoga kita semua dimudahkan yaaa
ReplyDeleteMemang orang tua itu guru di sekolah pertama anak-anaknya. Tepatnya di pendidikan informal yang sangat menentukan bagaimana karakter seorang anak tumbuh. Tips nya sangat bermanfaat mbak, bisa saya simpan dulu buat kalau udah punya anak nanti. Insyaa Allah
ReplyDeleteHaduh ya Allah, aku kayaknya belum banget nih.. tapi nggak akan pernah menyerah untuk menjadi orangtua baik ya mba Tari T_T
ReplyDelete