Heboh-heboh Kartu Prakerja, aku gak tau dan gak mau tau. Padahal aku termasuk yang terdampak pandemi di April 2020 itu. Cuma ya … kupikir ini kayak undian. Dari dulu aku males ikut begituan, biasanya gak “menang”.

Kemudian dari salah satu WAG, ada yang membagi voucher diskon hingga 100% untuk mengikuti salah satu pelatihan di Skill Academy. Emak-emak ditawarin gretongan, ya nggak nolak! 

Dan akhirnya, mendaratlah aku di Kelas SEO 101: Cara Membuat Website Eksis di Halaman Depan Google. Sambil memahami materi dari video satu ke video berikutnya, aku ke sana kemari dong, ngubek-ngubek isi web Skill Academy.

Di situlah lagi-lagi aku mendapat informasi seputar Kartu Prakerja. Melihat materi yang bagus-bagus banget di Skill Academy, kayaknya nggak ada salahnya deh kalau aku mencoba peruntungan. Toh aku termasuk yang berhak mendapatkannya, jika lolos.

Setelah mendaftar, aku tidak terus melanjutkan. Entah apa masalahnya, kemungkinan besar karena lupa. Aku lebih fokus mempraktikkan ilmu SEO, karena itu jelas dibutuhkan blogger di mana pun. Untuk sekian lama Skill Academy bolak-balik mengabari tentang Kartu Prakerja via email. Baru pada Gelombang 10 aku melanjutkan pendaftaran dengan hasil … gagal.

Beberapa platform putus hubungan dengan penulis konten, bahkan yang kirimannya tiap bulan jadi andalan, malah tutup total. Covid memang mantaplah! Sedangkan info Kartu Prakerja seliweran di halaman yang dipersonalisasi Google.

Modal bismillah, kuisi form Kartu Prakerja apa adanya. Tidak seperti yang disarankan orang-orang, mengatur jumlah tanggungan dll untuk menyesuaikan kriteria yang lolos. Alhamdulillah, pada gelombang 12, akhirnya tampilan dashboardku beda dari biasanya.

Yang kulakukan selanjutnya adalah menunggu informasi dashboard lengkap, seperti nomor Kartu Prakerja dan saldo pelatihan. Setelah semua muncul, baru kucari pelatihan yang bisa dipilih di bagian bawah.

Awalnya kupikir Skill Akademy sudah tidak bekerja sama lagi dengan penyelenggara Kartu Prakerja, sebab situsnya tidak tampil bersama Kemnaker, Pijar, Tokopedia, dll. Ya sudah, kupilih Kemnaker waktu itu.

Aku penginnya fokus pada peluang digital, terutama yang berhubungan dengan blog dan kepenulisan. Bukan tak ingin ilmu baru, tapi pada usia segini sepertinya lebih utama mendalami yang sudah ada daripada mencari ceruk baru, sementara yang lama belum lagi mapan.

Di Kemnaker aku memilih kelas youtuber, sebab ilmu SEO sudah kudapat di Skill Academy sebelumnya kan. Tapi ilmu per-youtube-an sepertinya belum bisa kupraktikkan dalam waktu dekat ini. Jadi aku beralih ke penyedia kelas lainnya.

Awalnya aku memilih Pijarmahir. Tapi setelah ke sana kemari, sepertinya tidak ada kelas yang cocok atau sedang kubutuhkan saat ini. Maka aku beralih ke sebelahnya, maubelajarapa. Tambah gak nyambung, hehe. Tokopedia dan Bukalapak kulewati, karena kupikir bakal belajar jualan jualan gitu.

Selanjutnya ada Pintaria dan sekolah.mu. Hmm, gimana ya … kuakui, apa yang mereka tawarkan jelas sangat berguna bagi yang terdampak pandemi ini. Tapi untukku pribadi, kelas-kelas itu belum mengena. Aku jelas gak bisa jahit, gak minat jadi guru, sudah ngerti Word, pokoknya aku malah sibuk keliling sana sini mencari kelas yang cocok. 

Akhirnya, aku “konsultasi” ke Google. Situs mana yang kelasnya lengkap, materinya bagus, pokoknya jadi favorit alumni Kartu Prakerja. Ternyata semua yang ditampilkan Google merujuk pada Skill Academy. Loh, bukannya lembaga ini tidak ada di dashboard?

Akhirnya aku masuk ke situsnya langsung, skillacademy.com. Barulah di sana terhampar jelas kelas-kelas yang dikhususkan bagi pengguna Kartu Prakerja. Dan ya Allah … ternyata di Tokopedia dan Bukalapak yang kulewati itu, tersedia kelas khusus Kartu Prakerja dari berbagai Situs Kursus Online yang bekerja sama dengan pemerintah, termasuk Skill Academy. Dasar gak nyambung!

Di Skill Academy, aku sih tertarik dengan kelas WA dan Google Ads. Namun sayang, karena pelatihanku di Vokraf milik Kemnaker belum selesai, aku harus menunggu. Kelasnya sih sudah habis, tapi syarat akhir webinar belum masuk jadwal. Jadi ya gitu, aku belum bisa ikut pelatihan lainnya.

Awalnya kukira saldo 1 juta itu akan didapat setiap bulan selama empat bulan. Alangkah lugunya. Jadi aku iseng saja memilih kelas pertama. Toh, masih ada bulan berikutnya dengan dana yang cukup! Ternyata nggak begitu.

Saldo yang tinggal 700 ribu harus dioptimalkan untuk kelas yang memang betul-betul kubutuhkan. Jadi harus cari yang cukup juga dananya. Sudah kurencanakan untuk mengambil kelas di Skill Akademy oleh Ruangguru dengan alasan harga dan kebutuhanku yang lebih sesuai di sini ketimbang di tempat lain.

Kuambil contoh satu ya, untuk menguatkan opini. Pijarmahir, misalnya. Sebenarnya aku cukup tertarik dengan kelas Teknik Membuat Artikel Cepat untuk Website, namun melihat ulasan dari pengguna sebelumnya, ditambahkan harganya yang lumayan, 399 ribu, jadi agak mikir juga sih.

Sebenarnya salahku juga. Dari awal tidak langsung ke Skill Academy. Sebab kelas yang sama dengan yang kuambil sebelumnya, di Skill Academy hanya dihargai 175 ribu, hampir separuh dari yang sudah kuikuti di awal.

Soal deskripsi, baik Pijarmahir maupun Skill Academy sama-sama menjabarkannya dengan detail dan baik. Keunggulan Skill Academy, selain deskripsi ada pula video demo yang membuat kita mengerti apa yang akan didapat pada kelas tersebut. Jadi kita tidak lagi menebak-nebak atau malah termakan “gombalan” pada deskripsi.

Pada dasarnya, semua materi baik. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Ada satu kelas lagi yang aku tertarik mengikutinya, Belajar Menulis Cerita Naskah Film yang Menarik untuk Pemula. Sayang, kelas ini tidak tersedia untuk pengguna Kartu Prakerja.

Tapi sebagaimana khasnya Skill Academy, harganya cukup terjangkau. Hanya 120 ribu, dan akan bisa diakses berkali-kali sebagaimana kelas SEO yang sampai sekarang masih bisa kuakses. Tapi tetep, tunggu insentif cair dulu, hihi!