“Enak yo kalo sudah jadi ibu-ibu. Pas halangan dak salat dak puaso,” celoteh si kakak sekira dua tahun lalu. Saat Ramadan.
“Halangan enak?” retoris. “Perut kram, kadang sampe demam. Dak puaso bulan Ramadan tapi abis lebaran, pas orang-orang dak puaso, awak puaso dewekan.”
“Kok gitu?” terkaget-kagetlah si kakak dan adiknya sekalian.
Akhirnya kujelaskan tentang kewajiban “membayar utang” puasa, kemudian dilanjutkan informasi terkait haid yang nantinya insyaallah akan mereka alami pula.
Waktu yang Tepat Menjelaskan Tentang Haid pada Anak
Tanggal 27 Mei lalu, diadakan webinar “Sehat dan Bersih Saat Menstruasi” dalam rangka menyambut Hari Kebersihan Menstruasi. Webinar ini diselenggarakan oleh Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dan Mundipharma Indonesia. “Dihadiri” oleh seribu perempuan Indonesia, aku salah satunya.
Pada sesi awal dibahas seputar bagaimana menginformasikan hal-hal seputar haid kepada anak-anak. Materi ini disampaikan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog. Menurut beliau, waktu paling tepat untuk memberitahu anak-anak mengenai haid adalah ketika tanda-tanda pubertas mulai terlihat.
Anakku sih belum memasuki usia itu waktu kujelaskan dulu. Syukurnya menurut Bu Anna, hal itu tak mengapa. Yang penting jangan sampai anak-anak belum siap ketika waktunya tiba.
Poin penting lainnya mengenai penyampaian informasi tentang haid pada anak adalah:
- Ibu adalah sosok utama dan yang paling diharapkan anak-anak untuk menyampaikan info penting seputar datang bulan.
- Membicarakan menstruasi bukanlah hal tabu, bahkan ilmu superpenting yang dibutuhkan semua anak.
- Berikan informasi secara berulang, jangan hanya sekali saja.
- Bersikap positif saat menyampaikan.
- Perbanyak diskusi dua arah. Jangan hanya memberi informasi, apalagi melulu instruksi.
- Jelaskan secara konkret, gunakan media yang ada. Misalnya, membuka langsung pembalut (yang bersih tentunya), dan tunjukkan bagaimana menggunakan serta cara membuangnya.
- Sampaikan juga ke anak laki-laki. Tujuannya agar mereka lebih memahami perempuan dan mencegah perundungan.
Tak hanya soal kesiapan, menginformasikan berbagai hal terkait menstruasi pada anak-anak ternyata memberi dampak yang baik. Kukutip dari materi, di antaranya kesehatan reproduksi remaja lebih baik, menunda hubungan seksual pertama, mengurangi risiko masalah kesehatan mental terkait seksualitas, dan relasi ibu-remaja lebih dekat.
Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi
Tau gak, 1 dari 2 anak perempuan tidak tau harus melakukan apa saat mereka menstruasi untuk pertama kali. Hanya 5 dari 10 anak perempuan yang mengganti pembalut setiap 4-8 jam sekali (idealnya paling lama setiap 4 jam). Sisanya mengganti hanya dua kali sehari!
Cuma 5 dari 10 anak perempuan yang mencuci tangan sebelum mengganti pembalut. Ups! Sebentar. Jangan-jangan kamu termasuk? Padahal bukan anak-anak atau remaja lagi. Kalau ya, barangkali itulah hikmahnya pandemi ini. Supaya orang makin sadar akan pentingnya kebersihan tangan.
Kebersihan yang tidak terjaga selama menstruasi berisiko menimbulkan berbagai penyakit bagi perempuan, antara lain infeksi saluran reproduksi, infeksi saluran kemih, infeksi jamur, dan peningkatan risiko kanker serviks.
Salah satu gangguan yang kerap dialami perempuan saat mens adalah keputihan. Rasa gatal yang diakibatkan jamur dan atau bakteri dapat diatasi menggunakan berbagai produk dari Betadine. Menurut Adi Prabowo, perwakilan Mundipharma Indonesia, BETADINE® Feminine Care aman digunakan sehari-hari.
No comments