Orang punya berbagai persepsi tentang kata bahagia. Biasanya gak jauh-jauh dari kaya, baru kemudian merinci berbagai hal lainnya. Ketika kamu membuat daftar syarat kebahagiaan, rasanya tak akan habis kata untuk menuliskannya. Jadi wajar dalam kondisi sebaik apa pun, masih saja orang mencari-cari cara agar bahagia.
Sudah kaya, tapi kurang sehat. Jadi setelah kaya, harus sehat juga agar bahagia. Sudah kaya, sehat, eh jomlo! Jadi harus punya pasangan. Sudah punya pasangan, rasanya kurang pas tanpa anak. Anaknya harus anak yang baik, sehat, berprestasi, dll.
Pokoknya kalau kamu buat daftar kebutuhan agar bisa bahagia, butuh sekian banyak kertas kerja untuk menuliskan semuanya. Lebih parah dari itu, kegiatan demikian jelas ngabisin umur. Kurang kerjaan amat!
Sementara di sini sudah ada para ahli yang meneliti, bagaimana cara agar bahagia. Kuolah dari Health, kamu tinggal baca, praktik, dan membagikannya. Gak usah bikin list sendiri, ribet!
10 Cara Agar Bahagia
1. Bersyukur
Meik Wiking, penulis buku The Art of Making Memories: How to Create and Remember Happy Moments, telah mengumpulkan seribu lebih kenangan indah dari orang-orang di seluruh dunia. Wiking mendapati, orang-orang bisa menjadi bahagia hanya dengan hal-hal kecil.
Pakaian yang wangi, bisa jadi mood booster. Foto keluarga yang tertata di album, atau kumpulan foto lama di galeri HP, semua itu bisa memunculkan rasa bahagia. Caranya, dengan disyukuri. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan indah yang sama dalam hidupnya.
2. Silaturahmi
Di zaman digital begini, apalagi saat pandemi, kita tentu berpikir bahwa silaturahmi dapat terus dilakukan lewat media sosial. Gak salah sih, tapi ternyata interaksi sosial menurut para ahli, idealnya adalah dalam bentuk pertemuan langsung, bukan daring.
Gak muluk-muluk kok, cukup ngobrol dengan anak sembari melipat pakaian. Bertegur sapa dengan tetangga saat menyapu, atau saling mengirim hadiah walau tanpa seremoni apa pun. Jika covid-19 sudah tidak lagi menjadi pandemi (hanya penyakit biasa), ada baiknya kamu saling menyentuh saat bertemu. Bersalaman, merangkul, dll. Tentunya dengan yang sejenis kelamin.
3. Cukup Tidur
Sudah bukan info baru bahwa kurang tidur dapat menyebabkan gangguan suasana hati hingga kesehatan. Tidur adalah kebutuhan otak agar mendapatkan istirahat yang cukup.
Otak yang cukup istrahat mampu menjaga amigdala tetap terkendali, sehingga seseorang bereaksi lebih rasional dan memproses perasaannya dengan lebih efektif. Kalau kamu sudah mendapatkan ritme tidur yang tepat, pertahankan itu setiap hari.
Akhir pekan sekalipun, jangan coba-coba merusak jadwal tidur dengan harapan dapat menggantinya di waktu lain. Karena hal tersebut akan merusak ritme, dan dipastikan kamu akan kesulitan untuk kembali pada kebiasaan normal. Coba aja kalau gak percaya!
4. Ibadah
Kalau di sumbernya sih, disebutkan meditasi. Sebagai muslim, tentunya lebih tepat kalau yang dimaksud adalah shalat. Bagi nonmuslim, ya disesuaikan saja dengan ibadahnya masing-masing. Sebab Nabi Muhammad dulu juga “bermeditasi” di Gua Hira untuk menjauh dari hiruk pikuk Makkah. Itu sebelum kejadian Isra Mikraj, ketika perintah shalat belum disyariatkan.
Prinsip meditasi yang dimaksud sumber juga lebih pada suasana meditatif, alih-alih duduk di atas bantal empuk di keheningan. Artinya, kamu perlu shalat yang khusyuk, atau berdiam dengan melepaskan berbagai kekusutan pikiran, di mana pun kamu berada, dalam waktu yang singkat.
5. Menyayangi Diri
Ada yang pernah mencari tau, cara bahagia dengan diri sendiri? Jawabnya tentu saja dengan mencintai diri sendiri. Cinta yang adil, bukan sekadar narsis.
Kalau kamu suka menasihati orang, maka jangan lupa nasihati dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu adalah teladan dari apa yang kamu ucapkan. Begitu pula jika kamu suka berlemah lembut pada orang lain, maka lemah lembutlah saat berbicara dengan dirimu sendiri.
Profesor psikologi di University of Texas, Kristin Neff, bahkan menyarankan kita untuk memegang tangan sendiri, seolah sedang menghibur orang lain di saat mengalami masa-masa yang buruk. Kalau bukan kita yang menyayangi diri sendiri, ya siapa lagi?
6. Dekat dengan Alam
Jangan kejauhan mikir naik gunung atau teriak-teriak di pantai. Ya bagus kalau bisa main sejauh itu, tapi itu bukan tips agar bahagia. Nyatanya duduk selama 20 menit di taman yang asri, juga merupakan salah satu cara agar bahagia. Hal itu ditunjukkan pada studi tahun 2019 yang dilakukan oleh University of Alabama, Birmingham
7. Luangkan Waktu
Salah satu studi oleh National Academy of Sciences pada 2017 menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan uang untuk hal-hal yang membantu mereka menghemat waktu, seperti layanan kebersihan, lebih bahagia daripada jika mereka membeli hadiah untuk diri mereka sendiri.
Artinya apa? Jangan selalu melakukan semua hal sendiri. Kamu butuh meluangkan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan, seperti baca buku, main dengan kucing, dll. Oh ya, kesenangan ini akan makin membahagiakan jika dilalui tanpa HP. Atau tetap bawa HP, tapi tanpa koneksi internet. Hanya menerima panggilan darurat.
8. Sedekah
Sedekah di sini gak melulu soal duit. Membantu orang lain dengan informasi yang ia butuhkan, membawakan belanjaan seorang lansia, dan hal-hal remeh lainnya mampu membuat kita lebih bahagia. Syaratnya, setelah berbuat, lupakan! Dengan begitu biasanya kita tidak berharap pamrih, bahkan sekadar ucapan terima kasih. Juga tidak menyebut-nyebut kebaikan kita jika suatu saat tersakiti oleh orang yang pernah kita bantu.
9. Bergerak
Kamu mungkin pernah membaca tentang efek sedekah yang dapat membuat tubuh bereaksi melepaskan hormon dopamin dan oksitosin. Hormon dopamin dikenal juga dengan “hormon perasaan baik”, sedangkan oksitosin disebut sebagai “hormon cinta”.
Ternyata tak hanya sedekah, berolahraga juga dapat memberi efek yang sama. Dan yang namanya olahraga, tentu gak harus ke gym atau lari keliling stadion. Jalan kaki di sekitar rumah atau senam di dalam kamar, juga olahraga kan? Yang penting seluruh badan bergerak, jangan cuma rahang! Ternyata cara bahagia sederhana, ya.
10. Menerima Keadaan
Jodie Eisner, seorang psikolog klinis di New York City, mengingatkan banyak orang bahwa lari dari kenyataan hanya akan membuat seseorang menemukan masalah lagi dan lagi. Meski demikian, kita juga tidak harus menekan perasaan.
Manusia sedih dan gembira itu biasa, normal. Semua orang mengalaminya. Yang perlu kita lakukan adalah menerima keadaan, karena tidak semua hal bisa kita atasi. Jalani saja, bahkan yang terburuk sekalipun. Kamu bisa menuliskannya di buku harian, tapi jangan melulu tentang hal-hal yang buruk ya, Gengs! Catat juga yang baik-baiknya, supaya bisa balik ke poin awal; bersyukur.
Barangkali di antara sekian banyak cara agar bahagia, 10 poin di atas belum ada separuhnya. Dan bisa jadi, kamu malah sudah melakukannya sebelum sampai ke artikel ini. Sudah atau belum, kamu bisa lakukan semuanya pelan-pelan bergantian, itulah tips agar bahagia setiap hari.
Hati yang tenang adalah sumber dari semua kebahagiaan....
ReplyDeletesetuju! bahagia itu dari hati, kita yg merasakan.bukan yg dilihat orang
Delete