Nggak terasa sudah 2 tahun lebih kita beraktivitas dalam suasana pandemi. Dari yang santai, menegangkan, sampai euforia "kebebasan". Untuk kamu (dan aku) yang kerja paruh waktu, gak ada bedanya pandemi dan gak pandemi. Kita emang banyak di rumah.
Terasa beda cuma waktu berurusan dengan sekolah anak-anak. Kalau zaman kita dulu. Ng ... kita, ya? Zaman aku, setelah ujian siswa class meeting. Zaman sekarang, setelah ujian siswanya daring. Datang ke sekolah biasanya untuk remedial. Sementara zaman dulu gak ada remed remed, kalau nilai ujian rendah ya sudah, raportnya merah!
Beda zaman, beda karakter orang. Selain faktor pandemi, umur dll membuat segala sesuatu, termasuk hiburan, mengalami perubahan juga. Aku merasa beruntung jadi milenial, gak kagok teknologi kayak "para senior", tapi masih punya rem yang pakem dibanding "kaum junior".
Generasi Z dan Kecenderungannya
Please, jangan ada lagi yang pakai istilah milenial untuk menggambarkan jiwa muda. Sebab milenial itu bukan merujuk pada usia melainkan tahun kelahiran. Menurut KBBI, milenial berarti orang atau generasi yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an. Jadi, milenial adalah generasi Y ditambah sebagian generasi Z.
Generasi Z yang tergolong milenial sepertinya punya kecenderungan yang gak jauh-jauh dari "kakaknya". Aku termasuk yang sering main bareng mereka, dan gak merasakan perbedaan yang begitu signifikan.
Bahkan kebiasaan masa kecil anak 90-an juga dirasakan oleh para milenial muda itu, seperti nonton kartun di Ahad pagi, koleksi CD bajakan (ih!), dan beberapa hal lainnya. Milenial, baik tua maupun muda, punya satu kesamaan: lebih suka ponsel daripada TV.
Nah yang sedikit membedakan antara Gen Y dan Gen Z adalah pada materi apa yang mereka tonton di HP. Kita-kita yang tua cenderung menyukai video satu arah. Nonton film, scroll video medsos, dsb. Sementara Gen Z, terutama yang bukan milenial, lebih suka berkontribusi dalam live streaming. Entah itu sebagai streamer ataupun audiens.
Semua itu tak lepas dari pengaruh pandemi. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya suka saling terhubung, berinteraksi dengan orang lain, berbagi cerita dan ide. Nah ketika covid memisahkan kita, halah, video call adalah solusinya. Yang pada akhirnya, konsep panggilan video ini diadaptasi menjadi live streaming oleh berbagai platform.
Bayangkan, sekarang kita bisa nongkrong bareng tanpa dibatasi jarak! Kita bisa membentuk komunitas cukup berdasarkan kesamaan minat, alih-alih memikirkan lokasi secara geografis maupun astronomis. Bahasamu, Taar!
Tren Live Streaming dan Peran IDN Live
Coba kamu buka aplikasi atau medsos yang ada di ponselmu! Rata-rata sudah menyediakan fitur Live Streaming. Ini menunjukkan bahwa melakukan siaran langsung sudah menjadi tren di mana-mana. Haruskah kita ikut berkontribusi?
Nanti dulu. Sebelum terjun ke striming-strimingan, ada baiknya kita mengukur diri. Kita ini siapa, punya apa? Ya Allah sedihnya. Bukan ... bukan ngajak insecure, tapi sebaiknya kehadiran kita memang memberi manfaat kepada audiens. Apalagi kita tahu, pengguna HP saat ini didominasi oleh anak-anak muda, yang di antara mereka ada adikmu, keponakan, bahkan anak kita juga! Gak mau dong ngasih yang nggak-nggak ke mereka.
Seperti yang sudah dilakukan IDN Media, lewat platform IDN Live mereka. Dalam salah satu kesempatan, IDN Media berbincang dengan COO IDN Media, William Utomo, mengenai tren live streaming di Indonesia.
Di sana, William menjelaskan peran fitur IDN Live untuk masa depan live streaming di Indonesia. Btw kalau kamu belum familier dengan IDN Media (agak gak mungkin sih), kamu bisa cek di postinganku tahun lalu. Nah, ini dia sedikit hasil diskusi tersebut:
1. Konten live streaming semakin diminati Generasi Z.
Berdasarkan riset yang dilakukan IDN Research Institute, Gen Z sebagai generasi digital native saat ini, semakin tertarik mengonsumsi konten berformat video. Live streaming sendiri merupakan konten paling diminati nomor 2 setelah video-based content.
Selisih persennya sih jauh, antara live streaming dengan video-based content (13% dan 75%). Tapi dengan kreativitas para streamer, bukan tidak mungkin angka itu akan berubah dalam waktu yang tidak lama.
Tak hanya sebagai bahan hiburan, konten live streaming juga mulai banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan komersial atau menjalin interaksi antara brand dan konsumen. Popularitas yang terus meningkat ini, menunjukkan potensi live streaming di kalangan Gen Z, sehingga banyak aplikasi yang mulai melirik dan mengintegrasikan format konten tersebut ke dalam fitur mereka. Salah satunya IDN App, lewat fitur IDN Live.
2. Uniknya perilaku penikmat konten live streaming.
"Mereka suka menonton berbagai macam konten, mulai dari konten bermain games, menonton video reaction, atau bahkan hanya mengobrol saja dengan streamer. Setiap harinya, mereka juga suka menonton konten dalam berbagai durasi, baik pendek maupun panjang. Perilaku audiens live streaming ini menjadikan mereka unik dibandingkan penikmat konten lainnya," cerita William mengenai audiens IDN live di IDN App.
Micro community, begitu julukan yang diberikan William kepada para penonton live streaming yang loyal tersebut. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan Gen Z.
3. Kolaborasi membangun ekosistem.
Karena besarnya pertumbuhan micro community tadi, IDN Media mengajak banyak pihak untuk turut meramaikan ekosistem live streaming di Indonesia. Termasuk di antaranya esports yang dikenal memiliki basis penggemar yang besar dan loyal.
Sampai saat ini, sudah banyak gamers dan tim esports bergabung di IDN App sebagai live streamers. Ada PAOXTIPI, Bigetron Esports, dan ONIC Esports.
"Live streaming itu sebenarnya ibarat nongkrong bareng di dunia nyata. Saat kita berkumpul dengan teman, jenis aktivitas apa pun yang dilakukan bersama sangat digemari, misalnya bermain games bersama, menonton video lucu, atau bahkan sekadar berbincang dengan teman pun menjadi kegiatan yang seru. Bahkan bisa dibilang, saat ini konten live streaming yang sifatnya satu arah seperti cover lagu memiliki penggemar yang lebih sedikit dibandingkan konten dengan interaksi dua arah," tambah William.
4. Berinovasi.
Melalui fitur IDN Live, IDN Media terus berinovasi menciptakan platform bagi streamer untuk berkarya secara positif, sekaligus menghadirkan hiburan yang menyenangkan dan aman bagi audiens yang tentunya mampu menguatkan micro community.
William juga menyampaikan harapan untuk IDN Live di masa yang akan datang. "Harapannya, kami dapat memindahkan aktivitas nongkrong bareng dari offline ke online di IDN Live, dengan melibatkan interaksi antara streamer dengan audiensnya. Selain itu, kami juga ingin mengeksplorasi aktivitas lain yang dapat dilakukan di live streaming. Saat ini, IDN Live baru memiliki beberapa ratus streamer. Ke depannya, kami berharap dapat menjaring ribuan bahkan puluhan ribu streamer untuk membuat konten di IDN Live. Dengan konten yang lebih interaktif dan jumlah streamer yang lebih banyak, diharapkan micro community ini akan menjadi semakin solid. Kuncinya satu, yaitu memfasilitasi kegiatan nongkrong bareng secara online untuk menciptakan micro community." ungkap William.
Karena IDN App memiliki fitur IDN Live yang memungkinkan seseorang membuat konten live streaming, siapa saja bisa ikut berkreasi di sana. Kamu tertarik jadi streamer? Kalau belum punya "sesuatu" untuk dibagi, jadi audiens saja dulu. Sambil mempelajari, apa yang sedang tren saat ini, dan bagaimana memenangkan algoritmanya.
No comments