Pernah dengar kisah Nabi Luth ‘alayhissalam? Sebagian besar muslim tentu pernah dong, dan langsung terbayang kaum pelangi yang diazab Allah karena kemungkaran mereka. Nabi Luth as adalah keponakan Nabi Ibrahim ‘alayhissalam. Berarti sepupu Nabi Ismail dan Nabi Ishaq ‘alayhimussalam. Jadi bisa dibilang, mereka adalah para nabi yang sezaman.
Nabi Luth dalam Al-Qur’an
Kita mengenal Nabi Luth as karena beliau termasuk di antara para rasul Allah yang disebutkan secara jelas namanya dalam Al-Qur’an. Kabarnya Nabi Luth as juga disebutkan dalam kitab kaum Nasrani dan Yahudi, mungkin dengan nama yang sedikit berbeda karena faktor bahasa atau yang lainnya.
Terserah bagaimana kisah Nabi Luth as dalam versi mereka, yang penting kita mengimani apa yang kita terima dari sumber-sumber yang shahih dalam literatur Islam.
Nama Nabi Luth as disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Qur’an. Kisah beliau dimuat antara lain dalam surah:
1. Al-An’am 86
2. Al-A’raf 80-84
3. Hud 74-83
4. Al-Hijr 57-77
5. Al-Anbiyaa’ 74-75
6. Al-Furqon 40
7. As-Syu’ara’ 160-175
8. An-Naml 54-58
9. Al-‘Ankabut 26, 28-35
10. As-Shaffat 133-138
11. Adz-Dzariyat 31-37
12. An-Najm 53-54
13. Al-Qomar 33-39
14. Al-Haqqah 9-10
Nabi Luth as diutus pada penduduk negeri yang pada saat ini diperkirakan berada di Yordania, sekitar Laut Mati. Ada pula sejarawan yang meyakini mereka adalah penduduk sekitar Palestina sekarang. Yang jelas, Palestina dan Yordania, bersama Suriah dan Lebanon, adalah sama-sama Negeri Syam.
Meski satu zaman dengan Nabi Ibrahim dan dua putranya, namun lokasi dakwah mereka berbeda. Penduduk yang mendiami kota-kota itu disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai kaum yang melampaui batas karena telah melakukan dosa yang belum pernah dilakukan satu orang pun sebelum mereka.
Istri Nabi Luth dan Kaum Sodom
Al-Qur’an banyak mengangkat kisah-kisah kaum terdahulu dan berbagai perumpamaan yang ditujukan bagi seluruh manusia, agar kita mengambil pelajaran. Tapi Al-Qur’an juga telah memprediksi bahwa kebanyakan manusia akan menganggap peringatan tentang azab sebagai dongeng orang-orang zaman dulu.
Hal yang sama pernah diucapkan kaum-kaum yang dibinasakan Allah. Termasuk ucapan “sok suci” yang ternyata pernah diucapkan pula oleh kaum Nabi Luth kepada nabi Allah tersebut.
Nabi Luth as, sebagaimana para rasul Allah lainnya, diutus untuk mengingatkan kaumnya agar kembali pada Allah. Mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Namun jangankan penduduk, istri beliau sendiri pun termasuk yang mengingkari apa yang didakwahkan Nabi Luth as.
Secara spesifik, kaum Nabi Luth adalah pelaku homoseksual dan berbagai maksiat lainnya. Nabi Luth menasihati mereka, juga mengingatkan tentang azab Allah. Tapi mereka justru menantang kedatangan azab itu, saking tak percayanya.
Dari berbagai sumber kisah Nabi Luth, kaum beliau yang kita tau adalah penduduk Kota Sodom (Kaum Sodom), sebagian menambahkan Gomora. Para ahli tafsir umumnya menyebut lebih banyak, empat hingga tujuh kota, karena perbuatan homoseksual menyebar dari satu kota ke kota lainnya.
Menurut Kitab At-Tahrir wa at-Tanwiir, kaum Nabi Luth yang dalam Al-Qur’an disebut sebagai “kaum negeri-negeri yang telah dijungkir-balikkan” merupakan penduduk dari Kota Sadum (Sodom), ‘Amuroh (Gomora), Adamah, dan Shibwim. Sedangkan Nabi Luth bersama keluarganya tinggal di Kota Sadum.
Dikisahkan dalam Al-Qur’an bahwa suatu hari para malaikat mendatangi Nabi Ibrahim as untuk mengabarkan bahwa istri beliau, Sarah, akan melahirkan seorang nabi—Ishaq as (14 tahun setelah kelahiran Nabi Ismail as dari Bunda Hajar).
Setelah menyampaikan kabar gembira tersebut, para malaikat juga mengabarkan bahwa kaum Nabi Luth akan dibinasakan. Nabi Ibrahim as meminta malaikat agar tidak menghancurkan mereka, namun permintaan itu ditolak. Sebab azab tersebut merupakan ketetapan Allah.
Selepas bertemu dengan Nabi Ibrahim, sekelompok malaikat itu lalu mendatangi Nabi Luth as. Hal itu membuat Nabi Luth as resah. Beliau belum mengetahui bahwa tamunya adalah malaikat Allah, sementara mereka adalah orang-orang tampan yang dikhawatirkan menarik perhatian penduduk dengan orientasi seks yang menyimpang itu.
Benar saja, rumah Nabi Luth as kemudian dikepung oleh para penduduk. Mereka meminta Nabi Luth menyerahkan para tamunya. Nabi Luth menawarkan putrinya untuk mereka nikahi, namun mereka semua menolak. Lalu para malaikat pun mengatakan pada Nabi Luth as bahwa mereka adalah utusan Allah yang datang untuk mengazab kaumnya.
Istri Nabi Luth digolongkan orang yang diazab, karena ia juga menolak ajakan Nabi Luth as untuk taat pada Allah. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa istri Nabi Luth-lah yang menyampaikan pada penduduk tentang tamu suaminya. Bahwa ia kemudian menjadi manusia garam sebagaimana yang kerap dikabarkan selama ini, iluvtari mencari dari berbagai sumber Islam tapi tidak ditemukan.
Nabi Luth diminta oleh malaikat membawa keluarganya—kecuali istri beliau, pergi meninggalkan kampung sebelum subuh. Sehingga memang tidak ditemukan kisah bahwa istrinya ikut pergi lalu menoleh ke belakang yang menyebabkannya berubah menjadi patung garam.
Larangan menoleh ke belakang adalah agar Nabi Luth dan para pengikutnya fokus, sehingga tidak terpengaruh bebunyian apa pun (suara guntur dan teriakan manusia) yang ada di belakang, serta cepat menjauh dari kampung halaman mereka.
Azab Kaum Nabi Luth
Kamu mungkin pernah mendengar tentang penemuan di Pompeii dan kisah lokal Dukuh Legetang. Barangkali begitulah gambaran azab yang ditimpakan Allah pada kaum Nabi Luth. Penduduk Sadum atau Sodom dan kota-kota lainnya belum kita temukan sisa-sisanya, tapi kita meyakini kisah Nabi Luth dan azab yang menimpa kaumnya memang benar terjadi. Karena kita mengimani Al-Qur’an.
Sementara Pompeii, ada banyak bukti yang bisa kita lihat sampai sekarang. Begitu pula kejadian di Legetang yang belum lama masih memiliki saksi hidup. Kedua kisah tersebut bisa kamu simak di sini jika belum pernah tau sebelumnya, atau untuk mengingat kembali.
Sisa-sisa kaum Nabi Luth belum kita temukan karena negeri mereka dijungkirbalikkan oleh Allah. Mereka dihujani batu dari tanah yang terbakar, serta diangkat dan dibalik, sehingga kota-kota itu beserta penduduknya tertimbun dan tidak terlihat lagi. Na’udzubillahi min dzalik.
Jika kita perhatikan kembali ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan kisah Nabi Luth, sekian banyak ayat itu disebar dalam beberapa surah. Sepertinya Allah mengulang-ulangnya agar manusia tidak melupakan, sebagaimana Allah mengulang-ulang apa yang diperbuat Iblis hingga ia dihinakan.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Luth as. Menjadi hamba Allah yang mengikuti fitrah. Tidak menzalimi diri sendiri maupun orang lain, dilembutkan hati untuk menerima nasihat yang baik, dan istiqomah dalam kebaikan itu. Aamiin.
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku, dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Semeta Alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka menjawab, “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir.” Luth berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.” (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu), maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.(QS 26: 160-174)
No comments