“Eh, emak-emak main gim jugo yo?” Refleks dia tertawa saat melihat layar ponselku.
Waktu itu aku sedang menunggu teman satu tim yang hendak berangkat ke luar kota dalam rangka mengisi acara literasi.
Sebagai orang yang diperbantukan, bukan tim inti, dia tak tau kebiasaan kami. Tim Karyakata terdiri dari 5 orang yang semuanya milenial. Jika sedang menunggu, entah menjelang berangkat, menjelang mulai acara, dll, sepertinya tidak ada di antara kami yang menghabiskan waktu dengan scroll medsos.
Kalau tak mengobrol, baca buku, biasanya ya main gim. Rasanya itu lebih membahagiakan ketimbang menonton video pendek. Bukan merasa “lebih” ya, selera orang kan beda-beda.
Me Time Versiku
Jika pekerjaan rumah sudah selesai, tidak ada agenda rapat dsb, aku lebih suka menghabiskan waktu di rumah daripada jalan-jalan, ke mal sekalipun. Bahkan meskipun itu hari libur. Yang gak paham dunia introver mungkin menganggapku tipikal nolep, wkwk.
Bahkan kalau kerjaan sedang banyak, tapi mood-ku gak oke, aku lebih suka menghabiskan waktu dengan charging energi lewat aktivitas berikut ini. Setelah suasana hati membaik, baru kerja lagi.
Baca Buku
Waktu ikut Pramuka di SMP, pernah ada senior yang menyuruh kami menuliskan hobi. “Jangan membaca, ya! Standar,” teriaknya. Gara-gara itu, kukira punya hobi membaca itu gak keren, standar. Nyatanya, tak banyak orang yang suka membaca. Justru sekarang aku merasa harus melestarikan hobi yang satu ini.
Dengan membaca, kita jadi punya banyak perbendaharaan kata yang mudah sekali “dipanggil” saat hendak menulis. Gak perlu mikir lama, biasanya ide lebih mudah datang ketimbang pada mereka yang jarang membaca.
Baca apa baiknya? Apa saja yang punya nilai positif. Sesuaikan tema buku dengan mood hari itu. Kamu sedang suka tema motivasi, ya baca yang itu. Suka novel, cari novel. Sumbernya banyak, gak harus beli. Bisa pinjam di perpustakaan atau aplikasi ponsel. Yang penting legal.
Nonton Film
Untuk yang satu ini, aku seringnya maraton. Sebab butuh waktu berjam-jam untuk menghabiskan satu film, kecuali film pendek ataupun serial. Bahkan kalau dari awal sampai menit kesekian film itu kuanggap gak menarik, ya udah skip. Kan tujuan nontonnya buat refresh pikiran. Kalau ngebosenin, tujuan utama gak tercapai dong.
Btw untuk buku, kurasa sampai saat ini belum ada yang mengalahkan kerennya novel Arus Balik Pramoedya Ananta Toer. Sedangkan film, terbaik sepanjang masa menurutku adalah Shawshank Redemption.
Main Gim
Untuk me time yang ini, mungkin banyak yang gak setuju ya. Dianggap membuang-buang waktu. Bisa jadi main gim dianggap setara dengan jalan-jalan atau cuci mata di mal tanpa belanja, yang menurutku itu gak ada gunanya sama sekali. Nah, bagi mereka yang suka keramaian, kegiatan semacam itu bisa me-recharge energi mereka. Jadi, ini tergantung selera.
Dari 24 jam, tentu gak ada separuhnya habis di gim. Seperempat pun nggak. Paling hanya beberapa menit di sela-sela aktivitas rutin. Kalau sedang pegang HP, ya main di HP. Sedang di depan laptop, ya main di laptop.
Karena laptopku bukan spec gaming, jadi aku lebih sering main gim-gim ringan yang bisa diakses tanpa harus instal. Salah satunya main di situs sekolah kuliner yang di dalamnya tersedia berbagai gim untuk anak-anak maupun dewasa.
Ada berbagai genre permainan yang seru di sini. Ada gim edukasi, olahraga, teka-teki, dll. Aku sudah coba beberapa, misalnya Sweety Cooking Chocolate Cake, yang menurutku oke banget untuk anak-anak. Gim ini mungkin bisa menginspirasi mereka untuk membuat kue, dan yang tak kalah penting, bisa sekalian belajar bahasa Inggris.
Victor and Valentino Mission to Monte Macabre, butuh kecepatan dan ketepatan. Agak ngebosenin sih, tapi bagi anak-anak pastinya nggak. Gim apa yang paling kamu ingat ada di HP jadul? Snake dong! Nah di sini ada Happy Snake yang sama model permainannya. Dilihat dari tampilan layarnya, gim ini cocok dimainkan di HP.
Yang aneh itu (menurutku) Spider Solitaire. Sebab tampilan gim ini persis plek ketiplek dengan gim yang biasa kumainkan, tapi di web lain. Dan yang ngeselin, Tap Tap Shots, karena mirip gim burung yang harus ditap-tap terus biar gak jatuh. Pegel.
Fast Food Combat, aslinya seru. Tapi mungkin laptopku yang lemot, jadi gerak mouse (harusnya "tetikus" ya, tapi gak asik) di gim ini kurang responsif. Alhasil kalah terus karena selalu salah makan. Brain for Monster Truck juga begitu, buat gambarnya susah, menghapusnya apalagi. Jadi gak naik-naik dari level 3.
Nah, dari sekian banyak gim itu, yang menurutku paling seru antara lain:
Spot the Difference
Ini gim yang sudah ada sejak zaman mak bapak kita: cari perbedaan. Kalau kamu waktu kecil langganan majalah anak-anak, dijamin permainan ini sudah kamu kenal sejak dulu.
Seperti gim semodel lainnya, Spot the Difference membutuhkan ketelitian dan kejelian mata kita untuk melihat gambar yang tampak serupa padahal menyimpan beberapa perbedaan. Kesannya sederhana, tapi karena dikejar waktu, main gim ini lumayan bikin geregetan.
Extreme Car Parking
Dari dulu aku memang suka gim menyetir. Tapi dibanding kebut-kebutan, gim parkir lebih asyik karena lebih butuh logika ketimbang adrenalin. Itu aku, ya. Orang lain mungkin beda pendapat.
Extreme Car Parking lumayan menantang karena kita menyetir mobil untuk diparkirkan dengan view dari atas. Jadi orientasi “setir” kadang berbeda dengan keyboard, sehingga butuh kehati-hatian supaya gak salah arah untuk belok maupun maju/mundur.
Legendary Warrior Globin Rush
Awalnya kukira gim menembak yang satu ini hanya soal ketepatan arah. Masuk ke level 19, baru deh kita diajak mikir. Mau nembak yang mana dulu? Kalau salah urutan, bisa-bisa level itu gak selesai-selesai karena musuh ada di luar jangkauan tembak.
Untungnya musuh pada Legendary Warrior Globin Rush gak bisa nembak balik. Jadi walau seharian kamu gak kelar-kelar ngabisin musuh, kamu juga gak bakal mati. Wkwk.
Gitu deh kisahnya, Gengs. Kalau kamu, me time-nya ngapain?
Kalo aku sih metimenya malas2, dan nggk ngapa2in🤣
ReplyDelete